top of page

Khalasoka adalah instrumen perkusi khas Wusa yang terdiri dari enam bilah logam tipis berbentuk segi enam (disebut soka), dibuat dari tembaga, kuningan, atau perunggu. Setiap soka memiliki ukuran dan karakter bunyi berbeda: soka kecil berdenting padat dan dalam, sedangkan soka besar bernada lebih nyaring menyerupai simbal.

Badan instrumen ini terbuat dari batang pohon berlubang sebagai ruang resonansi, dan menurut ajaran Wusa hanya boleh dibuat dari pohon mati. Bagian tubuhnya disebut Makhala, sementara dalam bahasa Zufrasi, istilah untuk “pohon hidup” adalah ahr-makhalaDi kedua ujungnya terdapat dua plat logam panjang (biasanya besi atau tembaga) disebut sokala, yang dipukul ringan untuk menandai perubahan ritme.

Dalam tradisi Wusa, alat musik bersifat komunal dan dimainkan bersama-sama. Khalasoka dimainkan oleh dua hingga empat orang—dua memainkan soka, dua lainnya sokala—menggunakan jungusa, sepasang kayu ringan. Musiknya mengikuti sistem hitungan Khagu, yaitu enam ketukan per bar, dengan pola Bala, yaitu pola yang menciptakan lapisan ritme kompleks khas estetika bunyi Wusa.

SEJARAH KHALASOKA

 

Awalnya, Khalasoka dimainkan secara komunal dalam ritual penyambutan tamu dari desa lain. Seperti alat musik Wusa lainnya, instrumen ini pun hanya boleh dimainkan dalam upacara adat tertentu oleh anggota klan Hekhila yang telah menjalani ritual Manghubaka (puasa bunyi).

Selama masa Samasthamarta, ketika ajaran leluhur Wusa dilarang oleh kerajaan, tiga klan utama memilih bersembunyi di hutan dan pegunungan untuk mempertahankan kepercayaannya. Namun, klan Hekhila justru memilih bernaung di bawah perlindungan kerajaan, melepaskan identitas lamanya. Keputusan ini memberi mereka kebebasan berinovasi, mengembangkan Khalasoka menjadi instrumen kontemporer dengan fungsi dan teknik permainan baru.

Dalam bentuk barunya, Khalasoka diangkat kerajaan sebagai ikon pelabuhan Samasthamarta, dimainkan untuk menyambut kapal dan tamu asing—menandai pergeseran makna dari benda sakral menjadi simbol politik dan diplomasi.

Nama Khalasoka berasal dari sebutan kuno Makhalasoca, yang dalam bahasa Zufrasi berarti “pohon logam.” Perubahan nama oleh klan Hekhila mencerminkan transformasi simbolik instrumen ini, sejalan dengan perubahan bentuk dan pergeseran makna instrumen ini.

ARSIP BUNYI

 

Album “Traditional Music from Wusa Culture” merupakan bagian dari seri rekaman musik tradisi Wusa dalam format digital, yang dikomisi oleh Balai Arsip Sejarah dan Kebudayaan Khawagaka sebagai bagian dari program untuk mempromosikan, mendokumentasikan, dan mengarsipkan bunyi instrumen tradisional Wusa. 

Diproduseri oleh Rully Shabara menggunakan sampel bunyi mentah dari replika instrumen Khalasoka, yang diolah melalui XVM (Xhabarabot Voice Machines). Replika instrumen Khalasoka dibuat oleh Triome dan Anggoro yang kini menjadi salah satu koleksi di Balai Arsip Sejarah dan Kebudayaan Khawagaka.

Versi digital instrumen Khalasoka berisi rekaman sample bunyi dari replika instrumen Khalasoka dan dapat dimainkan GRATIS.

Khalasoka is a traditional Wusan percussion instrument composed of six thin hexagonal metal plates called soka, crafted from copper, brass, or bronze. Each soka differs in size and tonal quality: smaller sokas produce a dense, deep resonance, while larger ones emit brighter tones resembling cymbals.

The body of the instrument is made from a hollowed tree trunk that serves as a resonating chamber. According to Wusan teachings, only wood from naturally dead trees may be used, as cutting down a living tree is forbidden. The body is known as the Makhala, while in the Zufrasi language, the term for a “living tree” is ahr-makhala.

At both ends of the instrument are two long metal plates—usually of iron or copper—called sokala, which are lightly struck to mark rhythmic transitions.

In Wusan musical tradition, instruments are communal and always performed collectively. The Khalasoka is typically played by two to four musicians—two handling the soka plates and two the sokala—using jungusa, a pair of light wooden mallets.

Its music follows the Khagu counting system, based on a six-beat cycle per bar, with interlocking rhythmic patterns known as Bala, creating the layered rhythmic textures that define the Wusan sonic aesthetic.

HISTORY

Originally, the Khalasoka was played communally during rituals welcoming guests from neighboring villages. Like all Wusan instruments, it was considered sacred, permitted only in specific ceremonies and performed exclusively by members of the Hekhila clan who had undergone the Manghubaka (fasting of sound) ritual.

During the Samasthamarta period, when Wusan ancestral teachings were banned by the kingdom, three major clans retreated into forests and mountains to preserve their traditions. The Hekhila clan, however, chose to remain under royal protection, relinquishing its ancestral identity. This decision granted them freedom to innovate, allowing the Khalasoka to evolve into a contemporary instrument with new functions and performance methods.

In its new form, the Khalasoka was adopted by the kingdom as a symbol of the Samasthamarta harbor, played to welcome ships and foreign visitors—marking its transformation from a sacred object into a political and diplomatic emblem.

The name Khalasoka derives from the older term Makhalasoca, meaning “metal tree” in Zufrasi. The renaming by the Hekhila clan reflects the instrument’s symbolic transformation, mirroring its evolution in form and cultural meaning throughout Wusan history.

SOUND ARCHIVE

The album “Traditional Music from Wusa Culture” is part of a series of digital releases commissioned by the Khawagaka Historical and Cultural Archives as part of their ongoing program to promote, document, and preserve the sounds and instruments of Wusan tradition.

Produced by Rully Shabara, using raw sound samples from the replica of the Khalasoka instrument, processed through the XVM (Xhabarabot Voice Machines) system. The Khalasoka replica was crafted by Triome and Anggoro, and is now part of the collection of the Khawagaka Historical and Cultural Archives.

The interactive digital version of the Khalasoka instrument features recorded sound samples from the replica and is available to play for FREE.

bottom of page